Saturday, October 29, 2016

Resep Kue Cincin, Mun di Cibeureum Disebut Kue Ali

Bahan :
-tepung beras saliter
-gula beureum satengah kilo
-minyak ngan ngagoreng

Cara ngolah :
- Gula di taher, mun geus kolot taheran gulana kompor matikeun,
*cara ngetes gantingna kieu: siapkeun piring di caian (ngagunakeun cai atah).
terus cai taheran gula tes-keun kana cai nu geus disiapkan dina piring. Antepkeun bangsa 30 detik mah, trus kumpulkeun tah. Cai gulana mun puyar berarti can kolot. Kudu dimasak deui neupi ganting.
- Asupkeun tepungna,
- Ulenan eta tepung jeung gula. Bahan nu geus nang ngadinan di simpen heula 3 peuting tina suhu kamar,
- Mun geus waktuna, karak adonan dijieun bulet-bulet jeung di bolongan tengahna,
- Goreng.

*Bahan nu dipake jeung ngajieun sarua jeung kue cucur. Tapi mun kue cucur mh adonan na lewih encer & teu perlu di peutingan.
*bocoran resep ti bu Arinie. Nuhun pisan nya bu 😊

Thursday, October 27, 2016

Benarkah Semua itu Atas Nama KEBUTUHAN?

Karena sebelumnya membicarakan nasi padang, jadilah pas waktu makan siang kepengen dan akhirnya beli mie ayam (huu gak nyambung). Hehehe siapa juga yang harus menuruti rasa ingin saya dan kenyataan yang saya pilih :p
Begitulah, bisa jadi sering kali kita menafsirkan keinginan itu sebagai sebuah kebutuhan. Dan saat tidak mendapatkan apa yang diinginkan berujung dengan merajuk, meratapi kenapa dan kenapa, bahkan menyalahkan ketentuan-Nya.

Sebetulnya ada beberapa poin yang bisa dicermati dari ketidak-sinkron-an antara keinginan dan pilihan yang saya buat.
* saya ingin nasi padang karena tersimulasi pembicaraan sebelumnya yang membahas hal tersebut, hingga akhirnya muncul memori "enaknya makan nasi padang pada siang hari". Dan itu yang memacu rasa ingin makan nasi padang tersebut.
*saat turun angkot, kios yang paling dekat adalah mie ayam. Kios nasi padang harus menyeberangi jalan raya terlebih dahulu. Rasa "ingin" saya tidak begitu kuat untuk sekedar menyeberangi jalan raya. Maka keputusan yang saya ambil adalah singgah ke kios terdekat, seperti yang diberitahukan sebelumnya adalah kios mie ayam.
*bisa jadi sebetulnya sayapun belum memiliki keputusan yang pasti untuk menu makan siang.

Dari semua poin diatas akhirnya terlihat akar masalahnya. Sebetulnya saya lapar karena sudah waktunya makan siang. Dan itulah KEBUTUHAN saya yang perlu dipenuhi. Namun seringkali kebutuhan itu dibalut dengan banyak keinginan, sehingga kita merasa memiliki banyak kebutuhan (yang nyatanya keinginan) dan harus memenuhinya.

Nasi padang dan mie ayam adalah keinginan yang membalut kebutuhan saya akan makanan. Bahkan sebetulnya, jika sedikit bersabar bisa jadi saya akan mendapatkan ayam goreng sebagai menu makan siang dirumah. Namun kembali, seringkali kita membebani diri sendiri dengan berbagai macam keinginan. Misal kita memang memerlukan alat komunikasi, namun seringkali kita merasa tidak puas dengan alat komunikasi yang sudah dipunya karena menginginkan model terbaru, lebih canggih, tampilan bagus dan keinginan lainnya. Contoh lain, kita mengejar tempat kerja yang bayarannya besar dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengesampingkan keberkahan dari rejeki yang kita peroleh. Akhirnya kita melakukan berbagi cara, seperti menyogok untuk dapat masuk di perusahaan tersebut, korupsi waktu, atau perbuatan tercela lainnya. Semua itu sebetulnya bukan bersumber dari memenuhi kebutuhan, tapi lebih tepat memenuhi keinginan. Saat kebutuhan kita makanan sehat, namun keinginan kita makanan yang sekedar enak dilidah. Saat kebutuhan kita adalah kendaraan yang sudah cukup terpenuhi dengan banyaknya angkutan fasilitas umum, namun keinginan kita untuk memiliki kendaraan pribadi. Saat kebutuhan kita pakaian untuk menutupi aurat yang bersih dan rapi, namun keinginan kita berbusana yang anggun, modis baru dan terkini. Semua berujung banyaknya keinginan kita yang mengatasnamakan kebutuhan, sehingga akhirnya Bisa jadi hal yang benar - benar kita butuhkan itu terlupakan posisinya.

Semua bermula dari besarnya rasa sukur terhadap apa yang sudah kita terima. Karena sesungguhnya Allah sudah mencukupi KEBUTUHAN kita. Namun seringkali kitalah yang tergoda dengan nafsu akan keinginan ini itu.

Thursday, October 13, 2016

Tips Mencairkan JAMSOSTEK

Yang bekerja di sebuah perusahaan, setiap bulannya kita dikenakan potongan untuk jamsostek. Dan jamsostek tersebut bisa diambil saat kita sudah berhenti bekerja.
Jamsostek sendiri bisa diambil minimal 5tahun dari waktu yang terdaftar sebagai peserta jamsostek. Saat kita berpindah-pindah tempat kerja, sehingga memiliki banyak kartu, walaupun kebesertaan sudah 5 tahun tapi baru bisa diambil sekitar 2-3 bulan dari terakhir bekerja.

Persyaratan
Berikut beberapa persyaratan yang harus dibawa agar memudahkan kita dalam proses pencairan jamsoatek (sehingga tidak harus bolak-balik seperti yang saya alami hari ini. Hiks).
1. Fotokopi KTP & asli,
2. Fotokopi kartu keluarga (KK) & asli,
3. Fotokopi surat keterangan kerja ( paklaring) & asli,
4. Fotokopi kartu JAMSOSTEK & asli (jika memiliki beberapa kartu, bawa saja semua),
5. Materai 6000.

Tambahan
* Alat tulis
Walau disediakan, ada baiknya jika kita membawa alat tulis sendiri. Selain lebih nyaman, juga tidak harus antri sekedar untuk memakai alat tulis/ mengganggu orang lain dengan meminjam).

* Buku tabungan
Untuk nominal di atas 1juta, disarankan untuk membawa buku tabungan (siap dengan fotokopinya lebih baik). Karena kejadian yang saya alami, karena lebih dari sekian, diminta buku tabungan untuk transfer. Akan memakan waktu kan klo semua proses sudah dijalani tapi uang masih belum bisa dicairkan karena tidak bisa diambil tunai.

Proses di kantor JAMSOSTEK
Prosesnya mudah, hanya mengambil formulir yang sudah disediakan. Kemudian mengantri untuk pemerksaan berkas. Jika berkas sudah terisi lengkap beserta semua lampiran fotokopi , kita akan mendapatkan nomor urut dan menunggu sampai waktu dipanggil. Disini dilihat perlu tidaknya buku tabungan, tergantung nominal yg akan cair. Ada baiknya biar sedikit, tetap siap sedia buku tabungan biar tidak perlu mengantri untuk mengambil uang tunai, karena langsung di transfer ke bank yang sudah kita pilih.

Maka selesailah pencairan dana jamsostek.

Wednesday, October 12, 2016

Sawo Duren, Primadona yang Kalah Pamor dari Sawo Manila

Deskripsi
Buah yang memiliki nama latin Chrysophyllum Cainito ini juga memiliki banyak panggilan lain seperti sawo hejo, sawo apel, ada juga yang menyebutnya kenitu. Saat melihat tekstur daunnya, pasti terka itu pohon duren. Dengan daun mencilak pada bagian bawahnya dan hijau pekat pada bagian atas, memang sangat mirip dengan daun duren. Tapi saat melihat buahnya, tidak diragukan itu buah sawo. Apalagi saat melihat bijinya yang hitam pipih.
Walau kulit luar buahnya agak berbeda dari sawo manila (sawo yang biasa kita temukan di pasaran), karena buah sawo duren memiliki kulit yang licin berwarna hijau (menjadi keunguan saat matang) tidak seperti buah sawo manila yang memiliki kulit berwarna coklat tipis dan kasar.
Dan lagi, buah sawo duren ini memiliki getah yang banyak (lengket tentunya), jadi jika mengupasnya sebelum masak, siap2 tangan belepotan getah yang encer tapi lama kelamaan menjadi lengket itu.
Memiliki daging buah berwarna putih pada bagian luar yang dekat kulit seperti tekstur sawo pada Umumnya, dan bagian bening kenyal membungkus biji.
Rasanya? Hmm.. enak. Tidak seperti rasa sawo. Klo sy bilang mirip rasa buah lontar. Apalagi pada bagian yg dekat bijinya.

Kandungan dan manfaat
Sawo duren memiliki kandungan vitamin E yang tinggi, sehingga sangat bagus dikonsumsi untuk menjaga kesehatan kulit anda.
Selain itu buah ini kaya akan anti oksidan polfenol seperti yang banyak terkandung dalam teh, yaitu tannin. Tannin ini efektif sebagai anti radang, anti virus, anti parasit dan bakteri. Selain itu juga terdapat kandungan senyawa aktif dan protein nabati yang dapat membantu beragam proses metabolisme pertumbuhan tubuh sekaligus membantu produksi enzim yang dibutuhkan bagi tubuh.
Selain buahnya, daunnya pun bisa di gunakan sebagai obat. Rebusan daun sawo duren dipercaya bisa mengobati reumatik dan diabetes.

Tempat
Meskipun memiliki banyak manfaat, sawo duren masih kalah dikenal dibanding sawo biasa. Sebab memiliki masa tanam hingga berbuah yang lama, jarang ada petani yang sengaja menanam untuk dijual buahnya. Karena itu pula pohon sawo duren semakin jarang dijumpai.
Penulis berkesempatan melihat pohon dan mengambil buahnya di taman parkiran Puri Avila Resort, Cipayung, Puncak.

Sunday, October 2, 2016

My day, 私 は にほんご を べんきょうします

私 は ヌル です。まいあさ 4じ 15ぷん に おきます。 きのう の ばん おくれて ねました。 けさ 5じ に おきました。あさごはん お たべません。 Hiksu 
じどうしゃ で かいしゃ え いきます。 かいしゃ は 8じ から 5じ まで はたらきます。 ひるやすみ は 12じ から 1じ まで です。ひるごはん は いつも にく と やさい お たべます。
6じ に うち え かえります。 7じ に ばんごはん お たべます。 それから イスラム の ざっし お よみます。 テレビ で おうせつま お みます。 よる ごご 10じ に ねます。
あさって わ にち ようび に やすみます。 私 は ともだち と にほんご の クラス お べんきょうします。それから デパート え いきます。 私 は くつ お かいたい。
Yaa beginilaahh hasil belajar selama 2jam x 12 pertemuan yang tanpa dipungut biaya itu (semoga jadi ladang pahala buat kalian para sensei). Disaat mentok, jadilah bahasa indonesia dijepangkan, hehehe tidak apa-apa sih ya. Karena komunikasi itu bukan hanya dari kesamaan bahasa (apalagi hanya terkait benar salahnya susunan kata atau seperti kapan pakai huruf hiragana, kapan pakai katakana, knp partikel wa ditulisnya ha atau ketentuan lainnya (pembenaran nih namanya ) ) tapi yang paling penting adalah tersampaikannya maksud dari pembicara (penulis) dan lawannya. Jadi klo ada yang paham isi tulisan diatas, berarti sudah terjadi komunikasi antara kita. Haseekk..
Okeh, jadi intinya klo ada kesempatan belajar, monggo dilakukan (apalagi klo ada tempat-tempat belajar yang GRATISAN, rugiii jika terlewat begitu saja hahaha). Ilmu Allah itu kan luas, klo belum bisa belajar sampai negeri Cina, yaa minimal belajar bahasanya aja. Dan karena yang ada gratisannya belajar bahasa Jepang (btw, kenapa jadi berporosnya ke gratisannya yaa... mari kita kembalikan ke nilai luhur tujuan dari tulisan ini, maksudnya c mau bilang maksimalkan kesempatan yang ada), yaaa pelajari aja, siapa tau nanti berkesempatan keliling negara dari Jepang terus mampir ke Cina, siapa yang tau.. insyaa Allah 
"Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan baginya ke jalan menuju Surga." (HR. Muslim)
Tuh kan, kurang apalagi coba, sudahlah jadi semakin pintar yang pastinya itu akan berguna untuk kehidupan kita, surga looh bonusnya buat orang-orang yang rajin belajar.
Udah gitu aja... mari SEMANGAT belajar... べんきょうしましょ 

Thursday, September 29, 2016

Seputar 5S di lingkungan kerja

Yang pernah bekerja di perusahaan Jepang, pasti tidak asing dengan istilah 5S. apalagi jika mau audit ISO waahh terasa sekali kita tidak terbiasa dengan disiplin kerja yang standar (hiksu.. :’( ). Saya bukan orang yang banyak tahu dibidang ini, tapi karena pernah bekerja di perusahaan Jepang (walau hanya bagian produksi pula :D ), namun pembelajarannya tetap melekat. So, sebenarnya apa sih 5S itu??

5S itu...
5S adalah filosofi untuk menggambarkan secara sistematik praktek housekeeping yang baik. 5S merupakan  cara bagi suatu organisasi/perusahaan dalam mengatur dan mengelola ruang kerja dan alur kerja agar tercipta efisiensi. Caranya  adalah dengan mengurangi buangan (waste) baik bersifat barang, peralatan, maupun waktu. 5S merupakan singkatan dari kata bahasa Jepang yang diantaranya adalah Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Kita masuk ke 5 point  dari masing-masing S tersebut yuuk..

Seiri (ringkas)
Ringkas disini adalah memisahkan antara barang dan peralatan yang diperlukan dengan yang tidak diperluan.

“singkirkan barang yang tidak diperlukan di area kerja.”

Jadi tidak ada cerita di meja kerja (atau meja produksi yang saya alami) ada ikat rambut, handphone, apalagi tempat makan beserta isinya.

Seiton (rapi)
Menata letak benda agar mudah ditemukan dan mudah digunakan saat diperlukan.

“setiap barang di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti.”

Bahkan saking menjaga kerapihan tempat kerja dan memastikan alat kerja ada dalam posisinya, pernah bapak Jepang yang lagi masuk ruang produksi mendapati material produksi (yang kecil banget ukurannya itu) hinggap di tempat material lain. Jadilah yang punya pos meja kerja  difoto dan jadi artis dadakan.. :P                                                                                                                                

Seiso (resik)
Menjaga barang dalam kadaan bersih dan siap digunakan, serta menghilangkan kotoran atau benda asing di  area kerja.

“bersihkan segala sesuatu ditempat kerja.”

Ditempat kerja saya dulu, bukan bel istirahat yang menjadi favorit karyawannya, tapi kain majun untuk membersihkan alat dan meja kerja. Setiap bagian penyedia majun datang, langsung disambut seperti menyambut abang-abang penjual baju obral.

Seiketsu (rawat)
Memelihara barang agar selalu kondisi baik.

“semua orang dapat tepat waktu memperoleh informasi yang dibutuhkan ditempat kerja.”

Merawat peralatan kerja sangat penting, karena dari sana pula dapat diketahui seberapa besar tanggug jawab kita dalam menjaga barang yang di berikan sebagai kelengkapan peralatan kerja.

Shitsuke (rajin)
Melakukan sesuatu dengan benar sesuai kebiasaan atau standar operasi pelaksanaan.

“lakukan yang harus dilakukan, dan tidka boleh melakukan apa yang tidak boleh dilakukan.”

Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita biasa dengan sikap rajin sesuai pengertian diatas. Karena tidak jauh berbeda dengan bentuk taqwa kita kepada Allah, yang melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Saat di lingkungan kerja kita diharapkan melakukan hal tersebut, apalagi dalam menjalankan ibadah terhadap Allah.

Wednesday, September 7, 2016

Wawasan Karawitan

1. Pengertian Karawitan
    Karawitan bukanlah hal baru, terutama bagi masyarakat Jawa Barat. Kita sering mendengar/ melihat pertunjukan gamelan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, khitanan atau acara hajatan lainnya. Dengan perpaduan irama kecapi, , tabuhan go'ong, pukulan saron, bonang, suara gesekan rebab, maupun lengkingan seruling bambu. Hal tersebut merupakan bagian dari seni karawitan.
    Ditinjau dari segi bahasa, karawitan berasal dari kata rawi yang artinya halus atau indah. Sedangkan secara istilah, karawitan adalah kesenian yang bersifat halus dan indah.
    Berikut adalah pendapat dari para tokoh seniman :
* Menurut Raden Mahyar Angga Kusumadinata, karawitan adalah seni suara atau seni musik.
* Menurut Atik Supandi S.Kar, dalam arti yang luas, karawitan adalah kehalusan atau kesenian mengikuti seni tari, pedalangan, seni rupa dan seni sastra. Dalam arti yang khusus, karawitan adalah seni suara daerah yang berlaras perog salendro.

2. Pembagian karawitan
    Karawitan terdiri dari tiga unsur,
- sekar : suara-suara manusia
   Penyanyi dalam seni gamelan disebut ngawih. Pencipta lagu disebut juru kawih, sedangkan aransemen dinamakan rumpaka.
- gending : suara alat musik (biasanya alat-alat musik tabuh/pukul).
- sekar gending : gabungan/ campuran antara suara manusia dangan alat musik.

3. Waditra
    Waditra adalah sebutan untuk alat musik atau instrumen musik tradisional di tanah sunda. Waditra sendiri di klasifikasikan kembali berdasarkan cara penggunaannya. Seperti :
* Waditra tiup: suling, terompet
* Waditra takol (pukul): saron 1, saron penerus (saron 2), bonang, jengglong, go'ong
* Waditra tepak: kendang
* Waditra keset (gesek): rebab
* Waditra petik: kecapi
* Waditra geter (goyang): angklung
    Tangga nada yang digunakan waditra suling adalah wentra tonis. Wentra artinya lima, sedangkan tonis artinya nada. Kelima nada tersebut adalah : da (1), mi (2),  na (3), ti (4), la (5), da (!). Untuk tiupan tinggi maka tiap not diberi titik dibawah.
- bunyi Da lubang suling dibuka semua,
- bunyi Mi lubang ditutup satu, dibuka tiga,
- bunyi Na lubang dititup dua, dibuka dua,
- bunyi Ti lubang ditutup tiga, dibuka satu,
- bunyi La lubang ditutup semua.

4. Contoh penulisan tangga nada
    Contoh lagu berjudul Tanah Sunda, ciptaan mang Koko.

Suling
I 0 02 21 5 l . 04 334 5 l
I . 03 45 1 l 4 5 1 2 l
I . 03 33 2 l . 02 15 2 l
I . 05 12 3 l 21 21 34 5 l

Saron 1
5150 5150 2320 2320 2320 2320 5150

Saron 2
333.333.222.222.444.444.111.111.333.333.222.222.444.444
Ket: cara memainkan saron (baik saron1, maupun saron2), adalah tangan kanan memukul lempengan, sedangkan tangan kiri memegang lempengan yang dipukul.

Bonang
5/5 5/5 5/5 5/5 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 5/5 5/5
Ket: bonang terdiri dari dua set yang dipukul bersamaan.

Gong
P P PP G
Ket: set go'ong terdiri dari dua buah,
P= pul, gong yang ukuran lebih kecil.
G= gong, gong yang ukuran besar.

Kendang
DTPT DDD
Ket: set kendang ada dua buah. Satu berukuran besar, diletakan tidur sehingga ada dua sisi yang bisa dipukul. Sisi atas dan bawah. Kemudian yang dua berukuran kecil, diletakan berdiri.
D= Dong, bagian terlebar dari bagian kendang besar. Berbunyi dong.
T= Tuk, bagian kendang kecil, yang posisinya berdiri.
P= Pak, bagian yang lebih kecil dari begian kendang besar.

Ket: lirik lagu Tanah Sunda karya mang Koko
Ket: para pemain gamelan
Ket: suling bambu dengan empat lubang

Monday, August 1, 2016

Terputusnya Hubungan Antara Nilai Ujian dan Terapannya

Ditengah mahalnya bayaran sekolah saat ini (sekarang sekolah gratis bu, tidak dipungut bayaran..), ups maksudnya ditengah biaya penunjang pendidikan yang mahal saat ini ternyata tidak sejalan dengan kemajuan pertumbuhan pribadi anak-anak yang terlihat dalam kesehariannya. Sekolah yang dulunya tempat berwibawa sebagai bentuk kerelaan orang tua menitipkan anaknya mengumpulkan ilmu dari para guru yang di gugu dan ditiru. Tempat para anak diseragamkan dalam disiplin menuntut ilmu, disiplin pribadi, toleransi, dan saling menghormati dengan sesamanya. Tempat para guru sebagai makhluk terhormat dengan wibawa dan kesabarannya menyambung estafet ilmu dan pemahaman untuk bekal generasi berikutnya. Namun nampaknya banyak pergeseran makna yang dialami dalam ranah pendidikan belakangan ini.

Banyak sekolah sekarang ini yang hanya berupa gedung dengan kumpulan anak-anak yang tidak tau apa yang sedang mereka lakukan, sehingga berlaku seenaknya dilingkungan sekolah. Banyak orang tua yang melimpahkan semua tanggung jawab pendidikan ke guru di sekolah dengan alasan tidak punya waktu dirumah karena harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan penunjang pendidikan itu sendiri. Dan para guru yang merasa terbebani tanggung jawab mendidik murid sekian banyaknya, serta tuntutan pencapaian nilai akademik yang memuaskan.

Dari itu semua, banyak yang luput melihat bahwa anak-anak sebagai generasi penerus memerlukan contoh, pengarahan, dan bimbingan dari semua pihak untuk membentuk pribadi yang baik selain dinilai dan dibimbing hanya bagian sisi akademik saja. Semakin kesini, semakin hilangnya prilaku hormat terhadap sesama bahkan hilangnya rasa hormat kepada yang lebih tua. Semakin menipisnya prilaku menghargai orang lain, dan jauhnya pemahaman dalam beragama. Ditambah lagi figur yang tidak banyak ditemui dilingkungan akhirnya didapat dari tontonan yang malah makin menjauhkan dari nilai-nilai kebaikan. Akhirnya banyak anak yang memiliki nilai akademik tinggi, namun tidak bisa menerapkan dalam kehidupan sosialnya dalam bermasyarakat.

Tidak menyalahkan pihak manapun, karena kondisi sekarang yang saling berhubungan namun berat ini. Namun selama masih ada kesadaran maka selalu ada jalan untuk mengupayakan pemberi masukan sebagai penyeimbang untuk para anak kita. Jangan menjadikan senyum, sapa, salam sebagai teguran mewah karena itu hal yang sepatutnya biasa kita lakukan dan ajarkan kepada anak-anak. Jadikan pendidikan bahasa sebagai modal bertutur dan berprilaku santun dengan sesama. Pelajaran berhitung yang membuka kesadaran untuk tidak mudah dibohongi dan tidak berlaku curang. Pengetahuan alam mampu membawa anak-anak kita mencintai lingkungan dan menjaganya dari hal yang paling kecil. Ilmu sosial yang membawa anak untuk mampu berinteraksi dengan penuh kesadaran, kepekaan, dan empati dengan sekitar. Iringi pendidikan pancasila dalam konteks ilmu pengetahuan juga diterapkan aplikasinya dalam keseharian. Dan pendidikan agama sebagai pembalut dalam pencarian menuju ketaatan kepada pencipta.

Dengan mengiringi nilai akademik dan menerapkan ilmu yang dipelajari dalam keseharian, semoga menumbuhkan kehidupan yang lebih baik kedepannya.

Friday, July 15, 2016

Mintalah kepada-Nya, karena Allah Maha Pemberi

Ini lebaran pertama yang saya jalani dengan posisi jadi pengangguran (pengangguran kerja yang menghasilkan uang, bukan nganggur aktifitas. Karena kegiatan masih aja bejibun). Hiks.. :'( kebayang kan melewati ramadan dengan jajan tambahan untuk berbuka dan lebaran dengan segala kelengkapan seperti pada umumnya. Tidak sebatas itu, setelah lebaran juga pasti diiringi dengan hari libur masal, dan disanalah puncak kegundahan muncul.
Bulan ramadan bisa dilewati dengan baik, karena pada dasarnya bulan suci tersebut memang sarana melatih menahan hawa nafsu. Nafsu belanja bukaan (makanan untuk berbuka) termasuk didalamnya. Dengan berbekal stok sayur buah dan kondisi tubuh yang pada sebenarnya cukup dengan berbuka dengan kurma & air putih atau minuman hangat. Semua aman terkendali.
Lebaran tanpa baju baru, seperti lebaran tanpa ketupat. Afdol tapi hampa (iissshhh lebai). Dari sini mulai merubah paradigma (huu dah setua ini baru mulai berubah) bahwa lebaran tanpa baju baru sama cihui nya seperti lebaran dengan masak lontong, bukan ketupat. Sambil mengamati isi lemari, berapa banyak baju didalamnya dan nyatanya hanya itu-itu saja yang sering digunakan. Bahkan baju lebaran tahun lalu masih bisa dihitung dengan jari satu tangan berapa kali dipakainya. Sembari membedah isi lemari, membenahi posisi tumpukan baju, dan munculah satu...dua...tiga baju yang masih dalam plastik beningnya. Owalaa, sebelum berhenti kerja saya sudah beli baju baru dan belum dipakai pula. Alhamdulillah, jadi sensasi memakai baju baru masih dirasakan walau status pengangguran. Perubahan paradigma yang di bentuk harus menunggu uji suksesnya tahun depan.. :D
Tantangan terakhir dari rangkaian lebaran ini adalah libur masal. Kapan lagi ada libur panjang bersama selain momen lebaran. Dari keluarga yang jarang bertemu karena kesibukan kerja, tempat wisata yang ingin dikunjungi, antusiasnya menjadi memuncak saat libur lebaran. Keluar rumah = keluar ongkos = biaya.. Rumusan ini yang membuat gundah. Kapan lagi kumpul dengan keluarga besar dirumah saudara yang dituakan selain saat libur lebaran. Susah sangat juga mengatur waktu liburan dengan teman-teman selain di rangkaian libur panjang lebaran. Begitulah, liburan ini yang belum mendapat solusi dari rangkaian siasat yang diatur sedemikian rupa. Dan disanalah Allah menunjukan Kuasa-Nya.
Dengan sisa tabungan yang semakin menipis, dengan list rumah saudara yang harus dikunjungi, dan rangkaian impian tempat wisata yang mau dikunjungi. Semua itu terealisasi atas ijin-Nya. Keliling rumah saudara mendapat tebengan dan traktiran ongkos dari saudara yang lain. Tidak cuma itu, pengalaman pertama kembali setelah sekian tahun merasakan mendapat "angpau" lagi. Hehehe malu-malu seneng menerimanya juga.
Rumah saudara beres, tapi impian jalan-jalan masih melekat. Disanalah kekuatan do'a nampak. Mintalah, karena Allah Maha Pemberi. Dan benarlah nyatanya.
Pertama diajak saudara mengunjungi temannya yang sedang dinas jaga lembaga penelitian. Yang selama ini saya cuma lewat depan gerbangnya, hari itu bisa masuk kedalamnya.
Berikutnya saudara menawarkan kursi kosong yang sebelumnya dibilang penuh. Free ongkos, cuma menganggarkan satu lembar uang berwarna biru, saat pulang masih ada sisa.
Lanjut ketempat wisata kisaran Puncak bersama teman. Dengan paket minimalis, bawa makan dari rumah, tanpa jajan, jadilah terlaksana.
Sudah sampai sana? Belum saudara-saudara. Teman yang lain masih mengajak kumpul bersama. Woow, hari libur sudah mau habis, dompet makin kering, tapi godaan jalan masih memanggil. Akhirnya dengan berbekal niat silaturohim, berbekan makanan dari dapur masing-masing, dan berbekal taman sebagai sarana umum yang bisa dikunjungi secara gratis, jadilah kami kumpul makan bersama di taman wilayah Depok yang baru pertama kali saya kunjungi, dengan lahan luas dan tampilan menarik. Jadi keinginan jajan-jalan itu sebenarnya bisa terpuaskan dengan mengunjungi tempat baru sekalipun itu dekat dari tempat tinggal.
Mintalah, karena Allah Maha Pemberi. Dalam banyak kesempatan berdo'a, kita selalu menyelipkan meminta rejeki. Allah dengan Kuasa-Nya menjawab do'a kita. Adalah pemikiran sempit saat menganggap rejeki itu hanya sebatas tumpukan harta. Sesungguhnya kesempatan kita untuk bertaubat dalam jiwa yang masih bersatu dengan raga adalah rejeki. Diberikan teman yang bersamanya kita bisa saling berbagi, menasehati adalah rejeki. Segala kemudahan yang menuntun kita pada keinginan yang tercapai adalah rejeki. Bahkan ketidakmampuan kita mewujudkan harapan, dan setelah berselang waktu mensyukuri karena dulu harapan itu tidak terkabul karena berakhir mudhorot juga merupakan rejeki.

 Maka mintalah pada-Nya, karena Allah Maha Pemberi.

Thursday, June 2, 2016

Citarasa Jaman Dulu, Bersahabat Dengan Alam

Salah satu yang saya sukuri dari memiliki seorang encang (panggilan untuk kakak dari ibu) satu ini adalah kemampuannya bersahabat dengan alam. Dari sekian bersaudara, setau saya hanya beliau yang masih bersahabat dengan alam. Bersahabat seperti apa sih yang sedari tadi dibicarakan? :D

Ya, saya menyebutnya bersahabat dengan alam. Di usianya, dan di lingkungan tempat tinggal yang sudah semakin sulit melihat barang serumpun rumput liar tumbuh karena hamparan alas semen, beliau masih mengenal nama tumbuhan tersebut dan kadang masih menggunakannya sebagai bahan pangan dan racikan obat. 


Seperti hari ini saya dikenalkan dengan tanaman samiloto. Kalian ada yang tau samiloto?Hehehe klo saya baru lihat penampakannya hari ini. Saya mengira itu pohon cabai. Dengan warna daun hijau tua (mungkin mengandung banyak klorofil), dan berbunga putih kecil, mirip sekali dengan pohon cabai. Tapi katanya samiloto berbuah, sayangnya saya tidak berkesempatan melihat buahnya karena memang belum ada. Beliau menerangkang bahwa samiloto itu bisa digunakan sebagai obat. Dengan rasanya yang super pahit, bisa mengobati diabetes. Selain diabetes, samiloto ddigunakan sebagai obat  gatal. Daunnya yang di masak dengan tanaman lain (campuran bawang merah tunggal, bawang putih, jahe, dll yg saya lupa apa lagi yang beliau sebutkan) kemudian dicampur dengan minyak kletik (minyak yang didapat dari santan kelapa murni yang dipanaskan hingga keluar minyaknya). Lalu penggunaanya di balur di tubuh yang gatal tersebut.

Ketelatenannya juga masih terjaga dengan bukti kesediaannya memarut lima butir kelapa untuk diperoleh minyaknya. Ya, ditengah segala kemudahan yang ada, perlu kelapa parut tinggal ke tukang sayur yang menyediakan mesin parut, namun beliau memilih memarut dengan bantuan alat manual. Alat parut bergerigi, yang saat kita lengah sedikit bisa menyebabkan daging jari terkoyak.

Begitulah kearifan yang saya pelajari dari beliau. Alam sudah memberikan yang kita butuhkan. Allah sudah menyediakan alam untuk kita gunakan. Lalu mengapa kita masih kurang puas dengan seluruh pemberian-Nya?. Menggunakan pengetahuan yang juga pemberian-Nya, namun bukan untuk kebahagiaan. Membuat samaran rasa dengan menggunakan bahan sintesis, meracun serangga dengan beringas, membuat pembungkus yang tidak terurai alam, meratakan paru-paru bumi dan mengantinya dengan beton yang menjulang, serta banyak lagi ciptaan manusia yang menggeser kemurahan yang sudah disediakan alam.



Sunday, May 29, 2016

Keberagaman Yang di Seragamkan

Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau ini memiliki corak geografis yang berbeda-beda di beberapa wilayahnya. Hal tersebut juga mempengaruhi tumbuhan yang tumbuh, dan berdampak pada beranekaragam pula sumber pangan pokok di setiap daerah. 

NTT yang memiliki corak geografis dan budaya yang khas terdiri dari dataran lahan kering. Hal tersebut menjadikan jagung dan kacang-kacangan yang bisa tumbuh di jenis lahan tersebut sebagai makanan pokok. Di Mamuju, Sumbar juga memiliki makanan pokok khas yang bernama jewawut. Sedangkan di Karawang yang daerahnya cocok untuk menanam padi, maka tidak heran jika disana banyak persawahan untuk memenuhi sumber pangan daerah tersebut.

Akan menjadi tidak seimbang jika sumber pangan disetiap daerah dikesampingkan, lalu diberlakukan keseragaman sumber pangan. Seperti halnya yang terjadi sekarang ini. Banyak yang mengeluhkan harga beras yang tinggi, kurangnya persediaan makanan pokok tersebut di pusat, semakin sedikitnya persawahan karena pembangunan, dan sebagainya. Hal tersebut terjadi bisa jadi karena diseragamkannya sumber makanan pokok tadi. Daerah-daerah yang tidak mendukung untuk bercocok tanam pada akhirnya harus bersusah payah mendapatkan beras dari daerah lain. Padahal daerahnya sendiri sebenarnya sudah memiliki sumber pangan pokok yang sesuai dengan keadaan daerahnya, tanpa khawatir kalah akan kandungan nutrisi didalamnya.

Itu baru dilihat dari satu sudut. Sumber pangan. Semakin dicermati, sekarang ini semakin banyak penyeragaman dari keanekaragaman yang ada.

 Hari raya yang terasa kurang afdol tanpa ada hidangan daging sapi, padahal peternak lokal mengalami kesulitan mencari pakan alami untuk ternaknya karena semakin jarangnya tempat rumput bisa tumbuh. Berujung dengan inpor sapi dari negara lain serta dibumbui kelonjakan harga yang fantastis pula.

Anak sekolah yang stress karena standar nasional yang tidak bisa mereka capai karena bisa jadi sarana dan prasarana belajar yang selama ini mereka terima kurang mendukung.

Serta banyak lagi contoh lain dari keaneka ragaman yang di seragamkan namun berdampak kurang bagus. "Berbeda tapi satu", bukan berarti diterapkan dalam hal-hal diatas bukan? Berbeda warna kulit, bahasa, namun sama-sama menyembah Allah, itu cakep. Namun memaksakan hal yang sebelumnya sudah memiliki karakter, tapi dipaksa untuk menjadi satu karakter yang sama, lama kelamaan karakter asli menjadi terkikis dan hilang. Dan disaat keseragaman mulai terbentuk, aspek-aspek penunjangnya tidak mendukung, maka kehancuranlah yang akan terjadi. Lidah yang sudah tidak biasa dengan sumber pangan daerah sendiri, pemikiran yang sudah terbentuk untuk mencapai standar nasional tanpa melihat lagi cara untuk memenuhi standar tersebut, pusing dengan harga-harga yang tidak merakyat, dan seterusnya guncangan-guncangan terjadi.

Biarlah keanekaragaman itu sebagai warna warni yang menyenangkan. Keberagaman karakter yang mengagumkan. Selama tidak melanggar aturan agama, hal itu akan menjadi kekayaan tersendiri dari sebuah daerah, sebuah pribadi. Karena berbeda itu indah.


Monday, April 11, 2016

Sarimbit new models by NIBRA'S

Dengan bahan cigarette, nyaman dipakai dan cocok digunakan dalam banyak acara.
Koko: 148.000
Gamis: 198.000






Saturday, April 2, 2016

Cara Seru RT03/RW01 Mengumpulkan Warga, dengan Lomba Tumpeng

Pemilihan ketua RT03/RW01 Kelurahan Ciriung sudah berlangsung bulan Februari lalu. Dari acara demokrasi tersebut terpilihlah bapak Komala sebagai ketua RT memperpanjang masa jabatan  yang sebelumnya sudah pernah beliau emban. Setelah sebelumnya pembentukan anggota, bapak Sahroni sebagai sekretaris dan bapak Yayan Mulyani sebagai bendahara, pada malam ini (02/04) dilakukan rapat kerja yang diadakan di majlis.
 

Untuk menarik kehadiran warga, diadakan pula lomba tumpeng untuk para ibu. Terdapat 8 kelompok pembuat tumpeng, yang pada setiap kelompoknya terdiri dari 11 orang. Dengan begitu warga berdatangan untuk menghadiri undangan ketua RT sekaligus menentukan pemenang dari kreasi tumpeng yang dilombakan.
Kriteria penilaian lomba adalah penampilan, rasa dan kelengkapan gizi. Masing-masing kelompok memiliki ciri khaa sendiri. Ada kelompok yang salah satu anggotanya adalah juru masak hajatan, mereka mengusungkan rasa sebagai andalan. Ada yang menyajikan kelengkapan gizi dan lauk, mereka memuat semua aspek gizi yang dibutuhkan secara lengkap. Dan ada juga yang berkreasi dengan membuat tumpeng warna-warni untuk menarik penilaian juri dalam segi penampilan.

Juri yang memberi penilaian adalah ketua RW terpilih, bapak Sehabudin, RT 04 sebagai tamu undangan, dan beberapa bapak pengurus.

Hal tersebut menjadi menarik karena sebelumnya hal seperti ini belum pernah dilakukan. Semoga dengan banyaknya warga yang hadir dan berpartiaipasi dalam acara tersebut menjadi lebih solid dalam membangun kampung Ciriung umumnya, dan lingkungan RT03 pada khususnya.

Saturday, March 26, 2016

Murbei, sihitam yang suka bergerombol

Menurut Wikipedia, Murbei memiliki bahasa latin Morus, adalah sebuah genus yang terdiri dari 10-16 spesies pohon tertentu yang berasal dari daerah panas sedang dan subrtopis di asia, Afrika dan Amerika. Mayoritas spesies asli berasal dari Asia. Salah satu yang terkenal adalah desa Andaleh, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, sumatera Barat.



Memiliki daun yang bergerigi pada bagian tepinya. Buahnya bergerombol dalam sebuah batang kecil sepanjang 3-5 cm. Buah muda berwarna merah muda, saat semakin matang akan berubah warna menjadi ungu tua. Memiliki rasa asam manis menyegarkan. Di daerah lain dinamakan juga buah besaran.

Daun murbei juga biasa digunakan sebagai makan ulat sutra.


Wednesday, March 23, 2016

Angin

Angin berlalu bersama sunyi
Pucuk daun saling mengejar menggapai
Awan pun berkhianat dengan menggantung ponggah dihadapan bulan
Hewan liar ikut enggan berdendang

Aku berjalan bersama sepi
Bisingnya siang hari telah mengusik lelap tentramku
Sengatan matahari telah menggosongkan wadah sabarku
Hiruk pikuk manusia lain semakin membuatku tak tentu arah

Namun saat matahari menggelincir, yang tersisa hanyalah sepi

Masih adakah manusia yang terpuaskan inginnya
Di saat semua berkelebat begitu cepat
Masih adakah orang yang merasa sendiri
Di saat jutaan manusia berlalulalang disekitarnya

Butir pasir waktu berjatuhan bersama sepi
Menuntun manusia terlelap kedalam mimpi
Biarlah bulan mengintip malu dari balik awan
Biarlah dendangan hewan liar tergantikan detikan jam

Aku berjalan bersama sepi
Namun sepi menuntun mimpi
Segenggam mimpi mengantar lelapku
Memupuk energi menyambut esok hari yang baru

Tuesday, March 22, 2016

Kisah Penghuni Sarang Memperjuangkan Cinta

"Hah, ternyata pagi ini ada janji kerumah Chi. Bagaimana baiknya ya?" Dalam kebingungan mencari alasan kepada ortu. Mau bohong, dosaku sudah banyak, tidak datang ketempat Chi, ketiga iblis jelek itu akan berubah menjadi monster menakutkan. Jadilah kebingungan menyelimuti pagi ini sampai akhirnya aku memutuskan pergi demi mereka. (Maaf ya mom)

"Kok lama banget datengnya, niat gak sih," sapaan khas Chi klo penyakit juteknya kambuh.
"Udah untung dateng, masih aja marah-marah. Eh, Ryu, Okawa dan Rei mana? Kenapa ekornya belum pada kelihatan?" Kataku santai,
"Belum datang. Katanya sih lagi nunggu pangeran kegelapan."
"Oh, tapi datang kan?"
"Pasti!"
Setelah menunggu lama, sampai tiga komik habis dilahap bersama cemilan setoples barulah mahluk- mahluk itu bermunculan. Yang menyebalkan, sudahlah datang telat Ryu malah langsung pergi bersama pangeran kegelapannya, Okawa, setelah setor muka seperkian detik. Kata mereka ada acara lain jadi gak bisa lama-lama. Secara spontan aja Rei marah-marah sampai tanduk iblisnya keluar. Klo aku sih cuma sedikit kesal karena tujuan utama mau salin tugas kimianya Chi, jadi dia lama atau sebentar sama aja.
" eh sorry ya, gua mesti buru-buru, mau pergi sama Okawa. Sorry yah!"
Rei jawab "ga bisa gitu dong. Elo kan janji duluan sama kita, kok jadi pergi sama mahluk gelap itu. Ga seru nih."
"Habis mau gimana lagi, habis Okawa memang lebih penting dibanding kalian," jawab Ryu sekenanya sambil menyambar tasnya yang tergeletak di sofa.
"Ya udah klo gitu pergi aja dan gak usah ketemu lagi sama kita klo menurut lo kita ga penting," balas Rei emosi.
"Ya udah tadi dah diusir jadi gua pergi nih"
"Sana, merusak pemandangan aja!"

Suasana menjadi aneh. Mereka berdua bertengkar seperti suara tabrakan antar bus dan tanki minyak yang menyebabkan ledakan dahsyat. Ya rame gitu deh. Tapi keadaannya memang gawat banget sepertinya. Semua ini emang salah Ryu yang gak adil sama kita. Tapi respon Reina yang terlalu serius itu juga membuat keadaan semakin kacau. Yah, jadi sama-sama salah gak ada yang bener. Mana Chi cuma ketawa-ketawa aja tidak melerai atau setidaknya ambil es buat mendinginkan kepala mereka sepertinya lebih membantu.

Akhirnya Ryu pergi dengan Okawa. Tapi sebenarnya kita gak marah sama Ryu. Kita malah membahas hubungan Ryu dengan Okawa. Setelah pertemuan kacau itu berakhir, dirumah aku berfikir kenapa mereka gak bisa dingin sedikit. Mereka sama-sama emosional dan gak tau diri. Saat sedang asik memikirkan kelakuan aneh para sahabatku itu, suara handphone yang seperti suara jangkrik berbunyi,
"Hallo, siapa nih?"
"Ini Nami ya?"
"Iya dengan saya sendiri. Ini siapa?"
"Kenalan boleh gak?"
"Kan sudahh tau namaku, kok pake kenalan segala. Harusnya aku yang nanya kamu siapa? Gimana sih?"
"Kok jadi emosi... tenang... tenang... namaku Imura, salam kenal ya"
"Oke Imura, jadi kamu siapa? Kok tau nomer hape ku?"
"Aku penggemar rahasiamu."
Seperti itulah. Tiba-tiba ada yang telpon dan mengajak kenalan. Dari percakapannya sepertinya dia orang yang menyenangkan. Setelah didesak bercerita, ternyata Imura adalah teman kakakku di tempat magang. Saat hatiku rasanya seperti dikolam renang dengan hamparan mawar segar,  terganggu dengan deringan hape kembali.
"Hallo Manami, ini aku Chika,"
" iyaaa, tanpa dikasih tau pun aku sudah hafal suaramu yang seperti kuda kehausan itu. Siapa lagi yang punya selain dirimu."
"Enak aja suaraku disamakan dengan suara kuda."
"Baru sadar ya," kataku sambil terbahak.
Chika meneleponku hanya untuk mengabarkan bahwa Ryu menyesal dengan perbuatannya siang tadi dan sudah minta maaf juga sama Reina. Tapi Ryu malah bertengkar dengan Okawa karena mereka menonton bola AC Milan vs Inter milan yg memang favorit mereka. Jadilah Ryu vs Okawa. Hanya karena inter kalah 0-1 mereka jadi bertengkar. Ya sudah biasa sebenarnya melihat mereka bertengkar. Hanya karena sepotong ikan asin saja kadang mereka akan bertengkar.
Akhirnya pekan berikutnya kami janjian buat ketemuan. Karena aku juga ada janji dengan Imura ditaman, mereka kuajak serta sekalian. Karena aku takut jika Imura tidak seperti yang aku bayangkan. Akhirnya kami datang ke taman. Imura bilang dia akan memakai baju berwarna hijau, sedangkan aku pakai baju putih bergambar apel.
"Mana yak Imura, dari tadi banyak sekali pria berpakaian hijau." Gerutuku sambil celingak-celinguk.
"Hai Manami,"
Seorang pria tampan mendatangiku. Wajahnya mirip Mamoru, pacar pertamaku yang aku putusin karena aku dijadikan pacar ke7. Bagaimana gak kesel. Tapi Imura lebih manis. Singkat cerita, setelah pertemuan itu aku jadian dengan Imura, nenek sihir Reina naksir teman Imura yang seperti playboy kampungan kelas teri. Chika sih cukup dengan si mata empat Rin dan hantu jelek Ryu tetap dengan iblis kampungan Okawa. Jadilah empat sekawan melepas jomblo.

Pagi ini tanggal 7 Februari, seminggu lagi hari istimewa penghuni sarang tiba. Bukan perayaan Valentine seperti kebanyakan remaja, tapi kami memperingati awal jumpa penghuni sarang. Setiap tanggal itu akhirnya disepakati untuk diadakan pesta untuk mengokohkan persahabatan kami. Aku dan ketiga sahabatku itu berencana pergi ke cafe cake dekat sekolah. Dua minggu terakhir ini aku bertengkar dengan Imura, ketiga temanku pun mengalami nasib serupa. Chi ditinggal pacarnya sekolah keluar negeri, Ryu marahan dengan Okawa karena Okawa mengungkit masalalu Ryu dengan mantannya. Kalau Reina tidal aneh lagi, kali ini Reina menyukai sahabat kekasihnya, Aoyama, yang bernama Akira. Memang sih Akira lebih tampan dibanding Aoyama, tapi Reina tidak kalah bejadnya dengan kelakuan playboy Aoyama.
"Kita kok jadi kesepian gini ya."
"Iya nih. Ini sih gak adil buat kita,"
"Eh Chi, gimana kabarnya Rin?"
"Di belum kasih kabar lagi sejak berangkat. Jadi aku gak tau gimana kabarnya," kata Chi dengan tampang seperti anak kucing yang kehujanan. "Kalau kamu Nami?"
"Imura masih marah sama aku."
"Klo Okawa sih gak akan aku maafin. Habisnya memang dia yang salah. Eh Rei, acara besok kau pergi ama siapa? Aoyama atau akira?" Kata Ryu
"Kayaknya sih gak sama keduanya" kata Reina galau.
"Kenapa?" ujar kami barengan,
"Habisnya Aoyama playboy, sedangkan Akira ternyata sudah punya pacar yang menyebalkannya lebih cantik dariku. Pasti Akira lebih pilih bersama pacarnya."

Begitulah, kami merasa putus asa saat kehilangan kekasih, tapi mau gimana lagi, kesalahan ada pada mereka, walau begitu secara diam-diam kami masih memperhatikan pasangan kami masing-masing. Tidak seperti Chika yang tidak akan bisa liat Rin kalau orangnya tidak mau balik.

Kisah Chika.
Di era digital, tiba-tiba ada pak pos mengantarkan surat yang isinya: "hai Chi, sorry aku gak bisa pulang liburan ini. Maaf sepertinya kita tidak bisa merayakan hari jadi sarang kalian. Kamu pergi saja dengan teman-temanmu. Sekali lagi maaf ya.. Beaurin

Kisah Ryu.
Ada telepon masuk "maaf ya Ryu, buat pesta besok kita tidak bisa merayakannya bersama."
"Kenapa?"
"Aku harus pergi dengan ortu."
"Mm. Oke"

Kisah Reina
Ada tamu. "Rei, kamu pergi kepesta dengan temanmu yang lain saja ya."
"Kenapa tiba-tiba?"
"Adikku dirawat. Ini aku akan segera ke RS sekarang"
"Hati-hati ya"

Kisahku.
Pagi ini aku terbangun karena panggilan ibu dari dapur. Setelah cuci muka, aku kedapur.
"Narai kecil,"
"Apa sih ibu. Kok manggilnya seperti nenek saja."
"Iya, kamu tidak ingat kalau besok kita akan ke rumah nenek di Hokkaido. Karena semalam paman Shin telepon mengabarkan nenek sakit, makanya kita semua akan kesana menjenguk nenek"
"Looh. Bukannya rencana kita masih  dua minggu lagi kita mudiknya. Kenapa jadi besok?" Protesku sembari membayangkan hancurnya rencana pesta bersama penghuni sarang.
"Ayah dapat cutinya mulai besok selama 5hari, kakak juga libur kan selama seminggu ini. Jadi kita berangkatnya besok saja." Kata ibu. "Apa kamu tidak mengkhawatirkan nenek?"
"Tapi bu.."
"Sudah cepat sana berangkat sekolah, nanti telat," kata ibu tanpa mau mendengarkan alasanku.

Sampai di sekolah suasana terasa tidak nyaman karena ketiga temanku membicarakan kekasihnya dan rencana pesta besok.
"Nami, baju apa yang akan kamu pakai besok di pesta kita?" Tanya Rei.
"Hooii..." teriak Ryu sambil menyenggol bahuku karena tidak merespon pertanyaan Rei.
"Ada apa sih? Tumben kamu bengong gitu. Kemarin kan kamu yang paling semangat dengan acara kita besok," tanya Chi penasaran melihat gelagatku yang tidak biasa.
"Sebenarnya besok aku harus ke Hokaido. Kerumah nenekku," jelasku.
Mereka hanya bisa diam sambil menatapku. 

Akhirnya kami sekeluarga berangkat ke Hokkaido. Pemandangan yang indah membuatku melupakan rasa sedih karena tidak bisa ikut pesta dengan teman-teman.
"Nami, bukannya hari ini geng kamu mengadakan pesta ya? Apa rasanya berada disini sedangkan yang lain berkumpul sambil bersenang-senang?" Tanya kakakku yang terdengar mengejek.
"Kakak kok bicara begitu, kan Hokkaido indah, kenapa harus rusak karena aku tidak jadi pergi pesta?" Jawabku.
"Kita adakan pesta disini saja. Pasti akan seru walau tanpa anggota geng kamu yang cerewet-cerewet itu"
"Huh, biar cerewet begitu mereka temanku. Dan suasana pesta akan hambar tanpa adanya mereka." Belaku.
"Pasti tidak hambar," yakin kakakku.
Fuh, aku tidak mengerti cara berpikir kakak. Setelah merasakan udara semakin dingin, aku beranjak dari teras samping menuju dapur. Secangkir coklat panas mungkin bisa membantu menghangatkan tubuh dan menenangkan pikiran, batinku.
"Hehehe...sudah selesai bertapa di teras sampingnya Nami?" Tiba-tiba suara cempreng Chi menegurku.
"Loohhh, kenapa kalian ada disini? Sedang apa kailan?"
"Bilang saja kamu senang kami ada disini. Kami memutuskan pesta dipindah tempatkan menjadi di rumah nenekmu ini. Sekalian kami menjenguk beliau. Sepertinya nenek sehat-sehat saja," kata Ryu sambil tersenyum kepada neneknya Nami.
"Kami diundang oleh orangtuamu, jadi kami menyusul untuk memberikan kejutan. Anggap saja ini hadiah pesta kita untukmu. Oiya, ada salam dari Imura, dia tidak bisa datang karena sakit typus."
"Baiklah, tanpa satu orang itu, jangan membuat pesta kita berantakan. Aku sudah senang karena ada kalian semua," ujarku seraya menyembunyikan sedikit rasa kecewa karena ketidakhadiran Imura.
Ya, memang aku senang sekali dengan kehadiran mereka yang sudah jauh-jauh datang ke Hokkaido. Semua hadir dari ayah, ibu, kakek, nenek, kakak, dan mereka teman-temanku. Walaupun sebenarnya didasar hati masih tidak lengkap karena Imura tidak ada. Padahal harapan terbesarku adalah melewati hari ini dengan dia.
"Manami,"
Aku menoleh kesumber suara, "Imura, kenapa ada disini? Bukannya kamu sedang sakit?" Kataku terkejut sekaligus senang.
"Iya. Sebenarnya aku sedang sakit. Tapi apapun akan aku lakukan untuk bisa datang kesini. Karena aku rindu padamu Nami. Maafkan semua salahku ya.."
"Tidak, yang salah kan aku.."
"Kalau aku bukan pacarmu, aku pasti marah. Tapi karena melihat rasa cemburu kamu itu, aku yakin jika kamu sangat menyayangiku. Betulkan?"
"Iya" jawabku singkat sambil tersipu malu.

Itulah akhir cerita. Eh, sampai lupa cerita Beaurin dan Okawa.
Ternyata Beaurin memutuskan untuk kembali ke Jepang. Ya, belajar di sini tidak kalah bagus dengan di Prancis. Sebenarnya aku tau maksudnya, dia kembali karena tidak sanggup berpisah dengan Chika.
Okawa sudah minta maaf secara mati-matian ke Ryu. Ryu yang punya sifat pendendam itu ternyata kalau sudah dirayu perasaannya bisa lunak. Apalagi jika mendapat gombalan maut ala Okawa.
Sedangkan Reina memilih menghabiskan waktu so Hokkaido bersama Toshi. Siapa Toshi? Hehehe dia adalah tetangga Nami di Hokkaido yang kebetulan bertemu saat pertama datang mencari alamat rumah neneknya Nami. "Daripada mikirin orang yang tidak jelas," katanya sambil mengedipkan sebelah mata.

Pict: archi meidy by animonsuta

TAMAT
note: tulisan Nami tahun 2004. Iseng2 aja di dokumentasikan disini. Setting tempat setelah di telusuri dari kerapuhan benang ingatan, pasti karena jaman itu kita lagi baca "imadoki".

Monday, February 29, 2016

Musim hujan jangan jadi mati gaya kalo punya barang-barang bekas ini

Beberapa hari terakhir hujan turun sepanjang hari. Buat yang tidak punya kerjaan terikat secara rutin waktu, biasanya akan mati gaya dirumah. Mau keluar hujan, mau beres-beres rumah hawa dingin membuat malas, ujungnya ngemil sambil seruput teh panas jadi pilihan atau tarik selimut lebih sering. Hohoo tidak produktif sekali waktu kita ya. 

Untuk mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, bisa juga kita melihat-lihat barang dirumah yang sudah lama tidak dipakai atau sebagian sudah dipakai. Seperti halnya hari ini, saya menemukan banyak kertas di lemari buku. Ternyata buku tulis yang sudah tidak dipakai banyak yang masih kosong. Ada juga kertas bergambar bekas kalender. Dulu sih karena gambarnya menarik, sayang dibuang jadilah teronggok di lemari buku. Atau ada lagi kertas bekas label yang cukup banyak tersimpan. Melihat kertas-kertas itu jadilah ide untuk memanfaatkannya. Begitulah, dari kertas-kertas itu saya berkreasi. 

Barang temuan:
- buku tulis yang sudah tidak dipakai tapi masih ada lembaran yang belum diisi,
- cover kalender,
- kertas bekas label,
-kertas putih licin bekas sekat barang,
- papan palstik bekas alas barang,
- tali rafia,

Barang pendukung:
-gunting
-lakban
-pembolong kertas

Hasil 1: buku tulis baru
Kumpulkan kertas dari buku tulis yang belum terisi. Bolongkan sisi kiri kertas secara berjajar menggunakan pembolong kertas. Lakukan kepada semua kertas yang sudah disiapkan. Perhatikan posisi bolongan antara kertas yang satu dengan yang lain harus sama. Tumpuk menjadi satu, lalu jalin menggunakan tali rafia menggunakan tusuk feston (hehehe klo tidak salah).


Hasil 2: notes
Kertas bekas label yang berwarna kuning ditumpuk menjadi satu. Lubangi semua kertas tersebut. Posisikan bagian belakangnya (yg kasar) disebelah depan, agar bisa digunakan untuk menulis (bagian depan kertas label biasanya licin&tidak bisa digunakan menulis). Simpan kertas bergambar bekas kalender dibagian paling depan dan belakang, jadikan sebagai cover notes yang akan kita buat. Jalin menggunakan tali rafia.


Hasil 3: papan tulis mini
Tumpuk papan plastik dengan kertas putih licin. Rekatkan menggunakan lakban. Lubangi bagian atasnya untuk diberi tali rafia sebagai gantungan.


Begitulah, barang-barang yang tadinya sudah tidak berguna atau tidak digunakan, bisa menjadi barang baru dengan sedikit kreatifitas. Dan yang pasti tidak mati gaya dirumah saat musim hujan seperti ini.

Silakan gunakan barang-barang lain yang ada dirumah. Selamat mencoba.. :D

Saturday, February 27, 2016

Masalah Kantong Plastik Berbayar Sudah Tidak Menjadi Soal Karena Ada Ini

Akhirnya tergoda juga untuk menulis tentang kantong plastik setelah melihat tulisan-tulisan pendahulu berkeliaran dimana-mana. Setengah survey dan sedikit pembuktian terhadap ramainya masalah kantong plastik ini. Jadilah saya memutuskan untuk belanja di beberapa tempat untuk merasakan sendiri sensasi bawa tas kain dari rumah atau beli plastik yang seharga 200 rupiah itu.

Tempat pertama yang saya kunjungi adalah toko alat tulis di jalan raya Jakarta-Bogor. Niatnya mau beli papan tulis, tapi karena mahal urung niat berganti beli buku. Sampai kasir, kasir melihat barcode dibarang yang saya beli, sebutkan harga, saya bayar dan selesailah transaksi dengan penutupnya barang saya dimasukan kedalam plastik. Iseng, saya cek struk pembelian dan harga bandrol barang yang saya beli. Sama. Artinya free kantong plastik (biarlah kepusingan itu plastik sudah masuk harga jual dari barang yang saya beli atau tidak, dirasakan oleh bagian yang buat harga saja. Yang penting saya tidak merasa membeli kantong tersebut karena saya membayar sesuai bandrol harga barang yang saya beli).

Tempat kedua adalah mall disamping pasar Cibinong. Lihat-lihat barang, ada yang menarik, singkat cerita saya sudah berada didepan kasa pembayaran. Kasir hanya menanyakan kartu member, kemudian lanjut transaksi dan berpindahlah uang saya kedalam mesin kasir berganti barang yang saya beli yang berada didalam kantong berlogo mall tersebut.

Tempat ketiga yang saya kunjungi, adalah *mart disamping gang rumah. Seperti sebelumnya, pilih barang, antri dikasir dan bertransaksi. Saya lihat ada dijual tas belanja seharga 9000 di atas meja kasir tersebut. Tapi penjaganya tidak menawarkan dan saya membayar sesuai tag harga di rak kemudian barang tersebut dimasukan ke kantong plastik. Klo yang ini, secara saya sudah membawa tas kain dari rumah dan akan terasa sia-sia jika tidak ikut diet kantong plasik, jadilah menolak plasik yang sudah disiapkan dan memakai jinjingan yang sudah sedari awal belum beraksi tersebut.

Begitulah perjalanan belanja saya hari ini. Dari ketiga tempat itu saya mendapat tiga kantong plastik secara gratis. Padahal untuk keren-kerenan, saya sudah sedia tas kain untuk membawa belanjaan dan berharap ditanya sama kasir "bawa tempat sendiri atau mau beli kantong plastik seharga 200 rupiah mba?". Dan saya tanpa menolak kebijakan membeli kantong plastik seharga 200 rupiah itu, akan menyodorkan tas kain saya sambil tersenyum. Ternyata belum berkesempatan melakukan hal tersebut, mungkin besok saya harus membawa tas kain dengan niat bukan untuk keren-kerenan, biar ditanya mba kasir :D

Jadi teringat jaman emak saya muda yang kepasar selalu membawa keranjang. Waktu itu sepertinya kantong plastik sudah ada, tapi generasi tersebut masih setia membawa keranjang belanjanya. Mungkin hal seperti itu bisa kita budayakan kembali. Biar lebih keren, sekarang jamannya tas kain/ DIY(saya lupa kepanjangannya apa, yang pasti bukan Daerah Istimewa Yogyakarta). Tapi konsepnya sama, menggunakan alat bantu yang lebih awet, bisa dipakai berulang-ulang dan enak dipandang. Selamat mencoba.. :D

Pict: tas kain oleh-oleh kunjungan batik Madura di Pamekasan bersama KIBAS (Komunitas Batik Jawa Timur)

Saturday, February 20, 2016

Resep Gemblong Cihui

Bahan:
-tepung ketan 1/2 kg
-kelapa 1/2 potong, diparut
-garam
-minyak goreng
-gula merah 2,5butir
-gula putih 1/8kg

Cara membuat:
Langkah 1
-aduk tepung ketan dengan air panas. Tambahkan kelapa parut, garam. Aduk hingga kalis.
-bentuk sesuai selera.

- panaskan minyak di wajan, masukan adonan yang sudah di bentuk. Goreng hingga berwarna keemasan.

Langkah 2
-panaskan gula merah & gula putih. Beri sedikit air. Aduk rata hingga mengental.


Langkah 3
Masukan adonan yang sudah digoreng kedalam cairan gula kental, aduk sampai gula menempel. Tunggu gula kering.


Note: abaikan gambar soto disamping adonan yang sedang dibuat :D.
Hati-hati saat menggoreng adonan, kadang suka meletup.