Sering kita menggunakan kata benar dan betul dalam banyak kesempatan secara bergantian tanpa masalah. Seperti "pakai jilbabnya yang betul ka, jangan miring begitu", atau "pakai jilbabnya yang benar ka, jangan miring begitu", Seperti itulah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, benar = sesuai sebagaimana adanya, betul, tidak salah. Betul= benar, sesungguhnya, tidak bohong.
Dilihat dari artinya kata benar dan betul kurang-lebih memiliki arti yang sama yaitu sesuai sebagaimana adanya, sesungguhnya, tidak salah, tidak bohong.
Namun jika kata benar dan betul itu diberikan imbuhan ke-an, menakjubknnya mereka akan memiliki arti yang sangat jauh berbeda. Kebenaran= keadaan (hal tersebut) yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya. Kebetulan= tidak dengan sengaja terjadi.
Berhubung bukan anak bahasa, saya tidak bisa panjang lebar mengupas kenapa bisa seperti itu. Hanya menganggap hal ini sesuatu yang menarik. Jika menjadikan itu sebagai analogi, mungkin manusia pun seperti itu. Dibanyak kesempatan kita bisa melakukan semua hal. Melakukan ini itu dimana saja, berinteraksi sosial dengan siapa saja, berbuat baik, jahat, taat, patuh, membangkang, dan lainnya dalam berbagai kesempatan. Karena pada dasarnya kita punya semua potensi itu. Cara kita menyeimbangkannya lah yang menjadikan manusia yang satu dengan yang lain menjadi berbeda.
Seperti misal manusia-manusia adalah individu yang berbeda seperti si Benar dan si Betul, lalu ke-an adalah lingkungan sekitar, input pemahaman terhadap sesuatu, akan menjadikan si Benar dan si Betul menjadi pribadi yang berbeda. Jika si Benar bertemu dengan ke-an, menjadikannya kebenaran yang banyak orang akan menerimanya dengan senang hati bahkan diikuti. Sedangkan si Betul yang bertemu dengan ke-an akan menjadikannya kebetulan, dimana keberadaannya kurang dihargai, dianggap hal yang rumrah terjadi dan yang dilakukannya adalah ketidak sengajaan diluar prediksi.
Itulah nasib si Benar dan Betul menjadi kebenaran dan kebetulan yang tidak bisa bertukar tempat. Namun kita manusia. Makhluk yang diciptakan secara sempurna dan memiliki potensi untuk membedakan baik buruk, benar salah.. saat berada dalam lingkungan tidak bersahabat, input pemahaman yang tidak baik, kita bisa berpindah mencari yang baik untuk diri. Kita manusia jangan menjadi kebetulan yang tidak bisa merubah nasib menjadi kebenaran. Karena di lingkungan yang sama, ditempat yang memberikan input terhadap pemahaman yang sama, kita manusia masih bisa memilih, mau menjadi baik atau buruk.
*sekedar coretan