Thursday, September 18, 2014

Tempat yang tepat

Diawali dengan sebuah kisah yang sudah sangat familiar tentang seorang anak, ayah dan seekor keledai. Hehe karena sudah familiar jadi tidak usah saya ceritakan lagi yaa.. (huuu bilang aj males :p)


Yaaa pokoknya poin cerita tersebut adalah dimana apapun yang dilakukan selalu dinilai salah oleh orang lain.

Saat ayah dan anak tersebut menunggangi keledai, orang akan berkata "sungguh tidak punya hati kah kalian, keledai sekecil itu ditunggangi oleh dua orang. Belum lagi dengan beban barang bawaan kalian yang banyak itu.."

Kemudian saat sang ayah turun dan membiarkan sang anak yang menunggangi keledai tersebut, ada lagi yang berkata "anak macam apa itu yang membiarkan ayahnya menuntun keledai sedangkan dia enak-enakan diatasnya.."

Saat sang anak turun dan membiarkan ayahnya yang menunggangi keledai, apa mau dikata, selalu ada saja orang yang berkata "sungguh orang tua yang tidak menyayangi anaknya,dia biarkan anaknya itu berjalan kaki".

Bahkan saat akhirnya ayah dan anak tersebut berjalan kaki, masih tetap saja ada orang yang berkata "apakah kalian ini bodoh? kalian memiliki hewan yang bisa ditunggangi, tapi kalian malah berjalan kaki. apa gunanya kalian membawa hewan tunggangan kalau begitu..?"

Kurang lebih seperti itu ceritanya..:)


Begitulah, sering kita menghadapi situasi seperti itu. Saat kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Walau apapun sudah kira coba lakukan. Kita melakukan ini untuk menyenangkan orang yang ini, tapi ada orang yang lain tidak suka dengan itu, saat kita mengikuti yang itu, yang ini mencibir karena tidak setuju.


Tapi disatu ketika, saya menemukan kelanjutan analogi tersebut yang bisa membuat saya terbuka.."AHAA" kira-kira seperti itu :P


"mungkin kita tidak bisa menyenangkan semua orang, namun jika harus dimusuhi atau tidak disenangi, maka biarlah kita tidak disenangi oleh orang yang tepat.."

Sempat berfikir, apapun rasanya, yang namanya dimusuhi itu tidaklah menyenangkan. Namun dibalik itu juga sambil memikirkan apa maksud dari ungkapan tersebut. "tidak di senangi oleh orang yang tepat.."

kembali.."aha"...

Saat kita melakukan hal baik, akan ada orang yang tidak suka akan hal itu. Ya, mereka adalah orang-orang yang tidak menyukai kebaikan. Dan saat mereka memusuhi kita, maka bersyukurlah karena kita benar, dimusuhi oleh orang yang tepat. Karena biar bagaimanapun orang-orang yang tidak menyukai kebaikan akan selalu memusuhi orang-orang yang berbuat baik.

Disinilah yang saya sebut dengan tempat yang tepat. Hitam-putih itu sebuah ketentuan, bahkan yang dibilang abu pun lebih condong kearah hitam, makanya kita dilarang berada diposisi abu. Jika barada disana, lebih baik tinggalkan. Seperti itulah kira diajarkan.

Jadi untuk kita- kita yang mungkin terbebani dengan perlakuan lingkungan yang tidak bersahabat, atau keadaan yang membuat tidak nyaman, cobalah untuk berhenti sejenak untuk melihat kembali apa yang lalu sudah kita lakukan, terka posisi kita dimana. Hal yang baik kah? jika begitu jangan khawatirkan lingkungan yang tidak bersahabat tersebut, karena kita sudah berada ditempat yang tepat. Walaupun bisa jadi yang memberikan respons negatif itu tidak hanya satu-dua orang, tapi banyak orang. Dari sana kita bisa menilai lingkungan tersebut. Bukan tidak mungkin kita ternyata berada ditengah-tengah lingkungan yang 'tidak baik', sehingga saat kita melakukan hal baik, itu akan dinilai salah oleh mayoritas penghuni lingkungan tersebut..:)