Friday, August 29, 2014

penonton

Sumpah serampah itu menguap bersama udara yang berpolusi,
Caci-maki juga tidak kalah beringas berhamburan berdesakan dari mulut berkepul asap rokok,
Tapi aneh kawan, semua itu terluncur bukan dalam suasana bersitegang,
Namun dari raut wajah yang menyiratkan kesenangan,
Duhai, apa yang sedang terjadi dengan segumpal daging itu,
Tertawa menyaksikan ban-ban yang dibakar,
Tersenyum menyaksikan baku hantam para pembela kepentingan bersama,
Dan bersorak saat akhirnya darah-darah itu menghiasi jalanan.

Wahai jiwa, apakah asap ketamakan itu telah menghalangi cahaya kebenaran?
Apakah nurani telah habis tak bersisa tergerogoti kedengkian kepada saudara?
Atau, apakah diri merasa paling benar sehingga cahaya kebenaran pun terlihat menyilaukan,membakar?
Untuk para penonton pertunjukan laga dalam episode kehidupan,
Mungkin dengan diamnya kalian, itu lebih membantu pelakon yang tengah berjuang,
Bukankah kita sudah pernah diajarkan,
barang siapa yang beriman kepada hari akhir apabila tidak bisa berkata baik,maka lebih baik diam!