Saturday, April 22, 2017

Refleksi 1 ねんくらい は 日本語 の クラス を べんきょうしました

おはよう ございます みなさん, お げんき ですか
Adakah yang ingat tanggal 5 Juni itu ada apa? わすれましたか?? Sama, saya pun sebenarnya tidak melihat ada hal yang khusus pada tanggal tersebut (teruusss ngapain nanyaaa…. ) sampai akhirnya bersih-bersih pesan masuk dan menemukan pemberitahuan “…kepada peserta bahasa Jepang untuk hadir pada ahad 5 Juni 2016 untuk registrasi ulang dan pertemuan perdana…”. Begitulah awalnya.

Sebetulnya saya lupa kapan tanggal launchingnya , tapi kata sensei bersamaan dengan launching pusat berkhidmat yang diresmikan oleh oleh ust Agus Salim selaku ketua DPD Kab.Bogor, saat awal pendaftaran, dan dalam rangkaian milad PKS juga . Dan berhubung hari ini ada launching rumah cerdas DPC Cibinong, jadi kita anggap saja berbarengan di tanggal yang sama.. :D

Tidak terasa sudah satu tahun kelas 日本語 di rumah cerdas PKS berjalan. Proses belajar yang cukup menyenangkan jika melihat sulitnya mempelajari bahasa jepang itu sendiri, dengan banyak kondisi pula yang menyebabkan semangat naik turun. Namun nyatanya kelas ini masih berlangsung hingga saat ini. Termasuk sebuah pencapaian juga kan, secara pendahulunya (kelas bahasa lain) yang pernah diadakan tidak bisa bertahan melewati bahkan satu semester karena (jurus) menghilangnya satu persatu peserta. Iiyeeiiii

Refleksi satu tahun ini akhirnya saya buat dengan melihat perjalanan tersebut. Selamat menikmati…


わたしたち, がくせい
Karena kita berkumpul dari berbagai latar belakang (ada yang latar belakangnya luas, sempit, bahkan dempet dengan latar milik tetangga sebelah… *opo iki), motivasi, kebutuhan dan ketertarikan akan bahasa jepang yang juga berbeda-beda, menyebabkan keterkotak-kotakkan didalam kelas (apa itu artinya keterkotak-kotakan?? Mmm maafkan penulis yang sering berkunjung ke planet Namek jadi sering kecampur bahasa aliennya :P. okeh, maksudnya terpisah, tidak menyatu antar anggotanya, hanya ngobrol dengan teman sebelah yang orangnya itu-itu saja, bahkan ada yang selama dikelas tidak pernah mengobrol, bukan karena serius sekali dengan pelajaran tapi karena tidak punya teman “sekotak”). Belum lagi dengan keluar masuknya peserta, menjadikan kita membutuhkan waktu yang terbilang lama dalam adaptasi untuk bisa tegur sapa dengan nyaman saat bertemu di ruang depan ketika menanti ruangan kosong, ngobrol santai, dan melempar candaan layaknya teman.


はい, memang kadang menembus penyekat kotak-kotak itu perlu usaha lebih, harus ada yang memulai, dan yang terpenting ada rasa yang sama untuk mau berbaur menciptakan suasana yang nyaman untuk kita berada didalamnya. Alhamdulillah itu sudah terlewati (yesss… pencapaian kecil berikutnya yang bermakna besar).

Mengingat sudah berjalannya kelas 日本語 selama satu tahun ini, sebenarnya ada satu pertanyaan horor, yaitu," sudah bisa apa aja setelah belajar selama satu tahun itu?". doeeenggg tiba-tiba seperti terserang amnesia. Mau ijin ke toilet aja serasa di black hole, tidak kelihatan awalnya mau bilang apa. :'(  (hiperbola mode). Tidak begitunya juga c, tapi tetap aja grogi klo ada yang tanya sudah bisa apa. Yaah jadi motivasi untuk pribadi agar lebih memfokuskan diri terhadap tujuan awal untuk apa ikut bergabung di kelas itu dan apa yang mau dicapai (hanya saya, panitia yang mengurusi formulir pendaftaran, dan Allah yang tau apa tujuan awal saya ikutan kelas itu. Walau sejalan waktu sepertinya tujuan sederhana itu pun mulai bergeser).

Setelah sekarang mulai dibuka lagi kelas angkatan baru, menjadi penambah semangat tersendiri buat belajar. So, selamat datang buat kalian. selamat menikmati proses belajar 日本語 di rumah cerdas .. :)


せんせい から,
Selain keberadaan kami sebagai peserta, kelas 日本語 ini pastinya masih ada karena semangat luar biasa dari para sensei yang tidak bosan menyemangati kami yang kadang sedang bosan (maafkaaann). Dengan segala kesibukannya yang masyaa Allah, tapi masih berusaha memfasilitasi proses belajar kami. Seperti saat kita harus belajar di halaman samping karena tidak kebagian ruangan, mencarikan sensei pengganti saat sensei yang biasanya berhalangan hadir (thx 4 mba Ocha yang sudah mau mengajari kita walau yang datang saat itu cuma 2 orang), sampai mengusulkan acara gathering untuk meningkatkan semangat kebersamaan. Cerita-cerita pengalaman para sensei saat menjalani kehidupan di Jepang juga menjadi hal yang menyenangkan untuk didengarkan.

Seperti visi dan misi yang di sampaikan saat awal pertemuan dalam kelas 日本語 ini, untuk mensyiarkan islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘aalamiin, agama yang memberi rahmat untuk semesta alam, termasuk Negara Jepang yang pada dasarnya sudah memiliki banyak budaya yang sangat baik dan sejalan dengan nilai islami. Tidak ada ruginya kita mempelajari bahasa mereka, dengan harapan suatu saat kita berkesempatan memberi sedikit warna jika sudah bisa berkomunikasi baik dengan bahasa mereka. Dan itu juga menjadi jawaban mengapa mengadakan kelas bahasa Jepang, bukan bahasa Arab.
Kalian luar biaasaaa… どうも ありがとう ございました。

Gathering kita
 はい, usulan acara tersebut disampaikan senseinya di bulan-bulan musim ujian sekolah. Itu artinya susah mendapatkan waktu yang pas. Hiksu. Berhubung sebagian peserta berstatus pelajar dan musim ujian adalah pesta belajar (yang semoga menggembirakan) untuk mereka ditengah ujian yang distandarisasi. Dengan menghitung kemungkinan keikutsertaan dan keluangan waktu sensei & peserta yang lain, maka disepakatilah 16 April 2017 sebagai waktu yang pas untuk merealisasikan ide tersebut (setelah mengganti beberapa kali waktu yang akan di sepakati, meskipun akhirnya ada saja yang harus terpaksa tidak ikut.. ごめなさい ..). Dengan tujuan curug Ciherang, Jonggol, kami melakukan perjalanan bersama pertama.

Pada acara tersebut juga dihadiri ust. Samsul, selaku kabid BPPN.

Beliau berpesan untuk belajar dengan baik, karena memanfaatkan kesempatan juga  merupakan bentuk rasa sukur kita terhadap karunia Allah. Dan tidak ada yang sia-sia dari proses belajar yang kita lakukan dengan serius, karena esok lusa itu bisa menjadi modal kita untuk lebih mengembangkan diri. Dengan  tekad menghasilkan output yang baik, diharapkan rumah cerdas DPD PKS kab.Bogor ini bisa menjadi model untuk DPD lain yang memiliki program yang sama.

Berhubung ketua panitianya kurang berpengalaman dalam berorganisasi dan berkegiatan, maka dimaklumi saja jika acaranya sangat minimalis atau dirasa kurang memuaskan. Tapi tidak mengurangi rasa terima kasih kepada peserta lain yang sudah menjalankan tugasnya masing-masing dengan sangat baik dan kepada senseinya yang bersedia membantu melengkapi segala hal yang kurang karena keterbatasan panitia yang masih amatir ini. ありがとう

 (Berbagi bekal dengan pengunjung lain).



Akhirnya demikian sedikit refleksi dari keberadaan kelas nihongo selama satu tahun ini. maaf tidak bisa merangkum semua hal yang sebenarnya ingin dituliskan, tapi yang pasti tulisan ini dibuat dengan penuh rasa syukur dan terima kasih atas keberadaan kelas bahasa Jepang yang tanpa terasa sudah berjalan selama satu tahun. Semoga masih berkelanjutan ketahun-tahun berikutnya sehingga bisa ada refleksi-refleksi yang lainnya. Semangat terus buat kita yang masih ingin belajar, semangat terus untuk senseinya agar bersedia mengajarkan… がんばってください


Keluar Dari Tempurung

Saya pernah merasa nyaman berada di dalam sebuah tempurung. Dengan penuh kesadaran bahwa saya hanya berkutat disana saja, tapi karena merasa semua yang saya butuhkan sudah ada didalam tempurung tersebut jadi tidak merasa ada masalah. Hubungan yang baik, rasa di butuhkan, menjaga keseimbangan, bahkan kadang ikut campur kehidupan orang yang ada di dalam tempurung yang sama juga dilakukan (hehe atas nama kebaikan pastinya, walau setelah dipikirkan sekarang mungkin atas nama dunia yang sesuai dengan kehendak saya walau tanpa terlalu memaksa pastinya karena ada peran menjaga keseimbangan juga). Bukan hal yang aneh juga saat kita saling membicarakan dunia paralel jika kita melakukan sesuatu yang tidak kita lakukan sekarang, ya itu sebuah kesenangan tersendiri karena seperti yang kalian tau, kami berada di dalam tempurung dengan sebuah kesadaran. Jadi cukup dengan membicarakan sambil tertawa lepas tentang kata "jika..jika.." yang berkeliaran. Kami juga memberi ruang untuk "pikiran liar" tersebut. Apakah kalian punya banyak kesempatan untuk mengutarakan pikiran liar kalian di sembarang tempat tanpa kalian di lihat aneh? luar biasa sekali jika itu bisa dilakukan :D.  Dan dalam tempurung itulah sebagian hal yang tidak biasa bisa dilakukan. (Mau tau pikiran liar kami? baiklah buat kalian akan saya beritahukan. Salah satunya, "jika" kami punya sebuah pulau untuk membuat peradaban baru yang tidak terganggu dengan kekisruhan yang sekarang sedang terjadi.. apa? kurang liar?? haha kalian pikir kami manusia seliar apa yang bisa berpikiran liar. tapi itu sudah cukup liar buat saya :D)

Lalu sisi lain dari keberadaan tempurung itu adalah menjadikan saya seorang yang merasa superior. Dengan menjaga keseimbangan sekitar, dengan kondisi yang saat itu bisa sedikit banyak memfasilitasi agar keseimbangan didalamnya terjaga, itulah dunia yang saya ciptakan. Setelah semua berlalu, mereka bilang, "sepertinya cuma kamu saja yang tidak 'terbaca' ". Ya memang seperti itukan tempurung yang saya ciptakan. Tempurung tersebut adalah salah satu tempat saya menyimpan"beberapa butir telur", dan butiran telur saya simpan ditempat yang lain. Seperti telur yang berisi tangisan, ooh itu adalah benda berharga yang tidak bisa banyak orang melihat, dan seperti dibilang diawal, sosok superior itu jauh dari sisi melankolis kan :)

Sampai akhirnya saya mulai mencoba uji kenyataan. Hehe tenang, ini bukan tulisan serius. Maksud uji kenyatan di sini adalah saat saya mencoba melepas sedikit keseimbangan yang selama ini di jaga. Sebelumnya saat kita sedang baik-baik saja, kita bisa memperbincangkan keseimbangan itu sebagai obrolan ringan yang menarik. Kita bisa mengambil banyak langkah sejauh yang kita perkirakan. Satu yang terlupa saat didalam obrolan ringan itu adalah, kita tidak memasukan sisi kedalaman hati yang terlibat. Dan seperti yang sudah di prediksi (sesuai dengan perkiraan dari obrolan yang pernah kita lakukan), tempurung itu hancur menjadi kepingan. Terkejut? harusnya tidak, karena itu sudah pernah masuk dalam pembicaraan kita, namun tetap saja ada rasa kehilangan. Tempurung yang sudah tercipta dari sekian waktu lamanya itu sudah pernah memberi tempat yang nyaman, dan hal yang paling mengkhawatirkan diri adalah saat harus keluar dari zona nyaman tersebut kan?

Jujur hal tersebut sempat menjadi goncangan. karena waktu yang tercurah didalam sana sudah terlalu lama, lalu apa yang harus saya lakukan sekarang? membangun kepingan tempurung itu kembali? sepertinya tidak, karena seperti yang kita tau sesuatu yang pernah pecah, tidak akan bisa tersambung kembali seperti semula. Sepertinya juga ada hal-hal yang membatasi saat dengan komposisi sebelumnya dan saat tempurung itu pecah, bukan saja saya yang menghirup udara segar di luar tempurung tapi mereka pun bisa melakukan yang tidak pernah kita lakukan :)
Harusnya itu menjadi point yang bagus ya. Saat akhirnya saya bisa lebih memutuskan untuk keluar dari zona nyaman itu walau dengan tertatih dan usaha yang lebih pula (haha karena tidak banyak tempat yang bisa menerima keunikan, jadi orang-orang unik itulah yang harus banyak beradaptasi. Tidak buruk, selama tidak merubah diri menjadi orang lain, dan beradaptasi dengan lingkungan juga merupakan kemampuan yang harus diasah). Sekarang saya hinggap dimana-mana, melakukan kegiatan dangan orang-orang yang berbeda, dan yang terpenting ternyata saya bisa menikmati itu semua.

Akhirnya tempurung itu tidak pernah kita coba untuk susun kembali. Mungkin di lain kesempatan kita membuat perahu saja, yang bisa membawa ke tempat yang memang ingin kita kunjungi bersama, setelahnya kita tetap bisa melanjutkan perjalanan masing-masing. Biar saja perahu itu kita tambatkan di sudut hati. Kita bisa mengendarai bersama lagi saat memang kita menginginkannya.