Wednesday, September 7, 2016

Wawasan Karawitan

1. Pengertian Karawitan
    Karawitan bukanlah hal baru, terutama bagi masyarakat Jawa Barat. Kita sering mendengar/ melihat pertunjukan gamelan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, khitanan atau acara hajatan lainnya. Dengan perpaduan irama kecapi, , tabuhan go'ong, pukulan saron, bonang, suara gesekan rebab, maupun lengkingan seruling bambu. Hal tersebut merupakan bagian dari seni karawitan.
    Ditinjau dari segi bahasa, karawitan berasal dari kata rawi yang artinya halus atau indah. Sedangkan secara istilah, karawitan adalah kesenian yang bersifat halus dan indah.
    Berikut adalah pendapat dari para tokoh seniman :
* Menurut Raden Mahyar Angga Kusumadinata, karawitan adalah seni suara atau seni musik.
* Menurut Atik Supandi S.Kar, dalam arti yang luas, karawitan adalah kehalusan atau kesenian mengikuti seni tari, pedalangan, seni rupa dan seni sastra. Dalam arti yang khusus, karawitan adalah seni suara daerah yang berlaras perog salendro.

2. Pembagian karawitan
    Karawitan terdiri dari tiga unsur,
- sekar : suara-suara manusia
   Penyanyi dalam seni gamelan disebut ngawih. Pencipta lagu disebut juru kawih, sedangkan aransemen dinamakan rumpaka.
- gending : suara alat musik (biasanya alat-alat musik tabuh/pukul).
- sekar gending : gabungan/ campuran antara suara manusia dangan alat musik.

3. Waditra
    Waditra adalah sebutan untuk alat musik atau instrumen musik tradisional di tanah sunda. Waditra sendiri di klasifikasikan kembali berdasarkan cara penggunaannya. Seperti :
* Waditra tiup: suling, terompet
* Waditra takol (pukul): saron 1, saron penerus (saron 2), bonang, jengglong, go'ong
* Waditra tepak: kendang
* Waditra keset (gesek): rebab
* Waditra petik: kecapi
* Waditra geter (goyang): angklung
    Tangga nada yang digunakan waditra suling adalah wentra tonis. Wentra artinya lima, sedangkan tonis artinya nada. Kelima nada tersebut adalah : da (1), mi (2),  na (3), ti (4), la (5), da (!). Untuk tiupan tinggi maka tiap not diberi titik dibawah.
- bunyi Da lubang suling dibuka semua,
- bunyi Mi lubang ditutup satu, dibuka tiga,
- bunyi Na lubang dititup dua, dibuka dua,
- bunyi Ti lubang ditutup tiga, dibuka satu,
- bunyi La lubang ditutup semua.

4. Contoh penulisan tangga nada
    Contoh lagu berjudul Tanah Sunda, ciptaan mang Koko.

Suling
I 0 02 21 5 l . 04 334 5 l
I . 03 45 1 l 4 5 1 2 l
I . 03 33 2 l . 02 15 2 l
I . 05 12 3 l 21 21 34 5 l

Saron 1
5150 5150 2320 2320 2320 2320 5150

Saron 2
333.333.222.222.444.444.111.111.333.333.222.222.444.444
Ket: cara memainkan saron (baik saron1, maupun saron2), adalah tangan kanan memukul lempengan, sedangkan tangan kiri memegang lempengan yang dipukul.

Bonang
5/5 5/5 5/5 5/5 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 5/5 5/5
Ket: bonang terdiri dari dua set yang dipukul bersamaan.

Gong
P P PP G
Ket: set go'ong terdiri dari dua buah,
P= pul, gong yang ukuran lebih kecil.
G= gong, gong yang ukuran besar.

Kendang
DTPT DDD
Ket: set kendang ada dua buah. Satu berukuran besar, diletakan tidur sehingga ada dua sisi yang bisa dipukul. Sisi atas dan bawah. Kemudian yang dua berukuran kecil, diletakan berdiri.
D= Dong, bagian terlebar dari bagian kendang besar. Berbunyi dong.
T= Tuk, bagian kendang kecil, yang posisinya berdiri.
P= Pak, bagian yang lebih kecil dari begian kendang besar.

Ket: lirik lagu Tanah Sunda karya mang Koko
Ket: para pemain gamelan
Ket: suling bambu dengan empat lubang