Diawali dari sebuah pesan yang mengajak membantu (hehehe jadi pemain inval) dalam sebuah lingkungan. Sebagai orang baru dengan potongan lama, jadi tidak diberi kesempatan untuk bergaya ala-ala anak baru.hiks
Disana tentu berhubungan dengan orang yang "pernah" kenal dan banyak juga berjumpa dengan yang belum dikenal. Dan perjumpaan dengan salah satu dari mereka yang belum kenal inilah saya memungut pelajaran :) Di awali dengan perbincangan seputar bulan ramadhan. Beliau berkata,"ramadhan ini saya belum melakukan buka bersama diluaran selain dirumah dan sekitar saja. Padahal suami sudah mengajak dan anak-anak pun sudah meminta.."
Teman pun bertanya kenapa, karena kebanyakan kita sibuk memilih tempat untuk bukber, menghubungi orang-orang dari berbagai komunitas yg kita ikuti untuk buka bersama. Kita akan bilang itu adalah moment silaturohim, tidak sering ini untuk berkumpul dan makan malam bersama. Dan jawaban beliau yang membuat saya merenungkan kembali kata-katanya. Saya merasa sarat akan makna. Beliau bilang, "iya kita tidak kesulitan untuk berpindah makan dari meja makan di rumah ke meja makan warung atau restoran di luar sana. Tapi nanti tarawihnya gimana?" Suaminya menjawab, "kamukan bisa sholat dirumah".
Beliau menjawab,"iya saya bisa, Tapi apakah kamu bisa menjamin bahwa anak-anak saya tidak akan tertinggal solat isya& tarawih di masjid? Tau sendiri, mereka lebih sulit jika di minta solat tarawih di rumah, akan banyak alasannya.."
Indah sekali dialog itu. Dimana orang tua yang begitu berusaha menjaga amalan anaknya. Beliau tidak mau sang anak kehilangan kesempatannya dalam beribadah.
Semoga kita berkesempatan menjadi orang tua yang bisa mendidik penerus generasi ini dengan disiplin diri agar bisa menumbuhkan pemahaman bahwa hidup kita di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah, bukan sekedar bersenang-senang. Tidak ada yang salah dengan buka bersama. Tapi jangan sampai perkara ibadah kita menjadi terlalaikan karenanya..
*coretan edisi ramadhan